Mahalini Raharja kembali hadir dengan karya yang menyentuh hati lewat lagu "Putar Waktu", salah satu track dalam album terbarunya, Febula. Dirilis pada 23 Januari 2023, lagu ini bukan sekadar alunan melodi pop ballad yang indah, tetapi juga sebuah narasi emosional tentang kerinduan mendalam pada masa kecil. Mari kita telusuri lebih dalam makna yang tersembunyi di balik liriknya.
Kerinduan pada Kesederhanaan Masa Lalu
Lagu "Putar Waktu" adalah cerminan dari perasaan lelah dan terbebani yang kerap menghampiri kita di usia dewasa. Mahalini dengan lugas menggambarkan keinginan kuat untuk kembali ke masa di mana hidup terasa lebih sederhana, tanpa drama dan tekanan dunia yang kompleks. Lirik seperti, "Seandainya bisa ku putar waktu, kan kukembali ke masa kecilku," menjadi representasi dari kerinduan tersebut.
Bukan hanya tentang kemudahan hidup, lagu ini juga menyentuh nostalgia tentang kehangatan yang kita rasakan bersama orang-orang terkasih di masa lalu. Masa kecil seringkali menjadi ruang aman tempat kita merasa bebas dari segala macam kekhawatiran. "Putar Waktu" menghadirkan kembali nuansa itu, membangkitkan ingatan tentang tawa riang dan momen-momen sederhana yang kini terasa begitu berharga.
Also Read
Kritik Sosial dalam Balutan Melodi
Di balik kerinduan pada masa lalu, terselip pula kritik halus terhadap dinamika kehidupan dewasa. Lirik seperti, "Tuan dan putri mulai menghakimi, berkata usik, tak nyaman di hati," menggambarkan bagaimana kita seringkali merasa dihakimi dan tidak diterima di dunia yang serba kompetitif ini. Pertanyaan "Bukankah aku manusia sama seperti mereka, tetapi mengapa seolah paling sempurna?" menyiratkan bahwa kita semua memiliki hak yang sama dan tidak ada seorang pun yang berhak merasa lebih unggul dari yang lain.
Ini menunjukkan bahwa "Putar Waktu" tidak hanya sekadar lagu tentang kerinduan masa kecil, tetapi juga ungkapan kegelisahan terhadap ketidakadilan dan tekanan sosial yang kita hadapi saat ini. Dengan nada yang lembut namun menusuk, Mahalini mengajak pendengarnya untuk merenungkan kembali makna dari kebersamaan dan penerimaan.
Album Febula: Sebuah Perjalanan Emosional
"Putar Waktu" hanyalah salah satu bagian dari kesatuan album Febula yang secara keseluruhan menyuguhkan berbagai spektrum emosi. Album ini menjadi bukti kematangan Mahalini sebagai seorang musisi yang mampu merangkai kata-kata menjadi sebuah cerita yang mengena di hati pendengarnya. Mulai dari "Bohongi Hati" hingga "Sial", Febula adalah sebuah perjalanan emosional yang akan mengajak kita untuk menyelami berbagai pengalaman hidup.
Menerima Masa Lalu, Menghargai Masa Kini
Lagu "Putar Waktu" pada akhirnya adalah sebuah pengingat tentang pentingnya menghargai setiap fase kehidupan. Masa kecil adalah bagian dari diri kita yang tidak bisa kita lupakan, namun kita juga tidak bisa selamanya bersembunyi di dalamnya. Lirik lagu ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita bisa membawa nilai-nilai positif dari masa lalu ke dalam kehidupan kita saat ini. Kehangatan keluarga, kesederhanaan, dan kebahagiaan dalam momen-momen kecil adalah hal-hal yang patut kita jaga dan terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Mahalini melalui lagu "Putar Waktu" sukses menyajikan karya yang relevan dengan kehidupan kita. Lagu ini bukan hanya sekadar musik yang enak didengar, tapi juga sebuah refleksi tentang diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Mari kita nikmati melodi indahnya, resapi liriknya, dan biarkan diri kita dibawa dalam perjalanan emosional yang mendalam.