Pernahkah Mama merasa terjebak dalam rutinitas harian yang itu-itu saja? Sejak hadirnya si kecil, seolah waktu 24 jam terasa kurang dan hidup hanya berputar di seputar mengurus anak dan pekerjaan rumah. Pikiran seperti "Kok hidupku gini-gini aja ya?", "Aku gak produktif sama sekali", atau bahkan "Ini bukan hidup yang kuinginkan" mungkin pernah terlintas di benak. Pertanyaan tentang kebahagiaan, siapa yang bertanggung jawab untuk menciptakannya, seringkali menghantui.
Jangan khawatir, Mama tidak sendirian. Banyak dari kita mengalami fase ini. Merasa kehilangan arah dan tujuan hidup karena terbiasa mengesampingkan diri sendiri demi keluarga. Namun, ada satu cara sederhana yang bisa membantu kita menemukan kembali kendali dan kebahagiaan, yaitu dengan jurnal harian dan rasa syukur.
Jurnal Harian: Memetakan Rutinitas, Merencanakan Kehidupan
Jurnal harian bukan sekadar diary tempat kita mencurahkan keluh kesah. Ia adalah alat bantu untuk memetakan rutinitas, memahami pola kegiatan, dan merencanakan langkah selanjutnya. Mulailah dengan mencatat semua aktivitas harian, baik yang berkaitan dengan diri sendiri maupun anak-anak. Dengan melihat catatan ini, kita bisa mengidentifikasi area mana yang membutuhkan perbaikan atau penyesuaian.
Also Read
Misalnya, kita mungkin menyadari bahwa waktu untuk diri sendiri sangat minim. Atau, kegiatan anak-anak terlalu monoton. Dari sini, kita bisa mulai membuat rencana yang lebih terstruktur, menyisihkan waktu untuk me time, atau mencari kegiatan baru yang bermanfaat bagi si kecil. Jurnal harian membantu kita melihat gambaran besar, bukan hanya hari demi hari yang terasa sama.
Jurnal Syukur: Menemukan Berkah dalam Hal-hal Kecil
Bagian terpenting dari jurnal harian adalah kolom syukur. Di sinilah kita mencatatkan hal-hal kecil yang patut disyukuri setiap hari. Bukan hanya pencapaian besar, tapi juga hal-hal sederhana seperti "Bersyukur bisa menikmati secangkir kopi hangat di pagi hari", "Bersyukur si kecil tertawa riang hari ini", atau "Bersyukur cuaca cerah".
Praktik ini memang terlihat sepele, namun dampaknya luar biasa. Dengan rutin menuliskan rasa syukur, kita belajar untuk lebih fokus pada hal-hal positif dalam hidup. Kita jadi lebih menghargai setiap momen, betapa pun kecilnya. Ini akan membantu kita mengubah cara pandang, dari yang sebelumnya merasa serba kekurangan menjadi lebih berlimpah.
Menemukan Kembali Kebahagiaan dalam Genggaman Sendiri
Perlu diingat, kebahagiaan tidak datang dari luar. Kebahagiaan kita adalah tanggung jawab kita sendiri. Jurnal harian dan rasa syukur adalah alat untuk membantu kita lebih terhubung dengan diri sendiri, mengendalikan hidup, dan melihat sisi baik dari setiap keadaan.
Dengan jurnal harian, kita belajar untuk lebih terorganisir dan produktif. Dengan rasa syukur, kita belajar untuk lebih menghargai hidup dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Jadi, jangan biarkan rutinitas mencuri kebahagiaan Mama. Ambil pena, buka buku catatan, dan mulailah petualangan baru untuk menemukan kembali diri sendiri. Ingat, hidup ini adalah milikmu, dan kamu berhak untuk bahagia.