Irene, nama yang tak asing bagi penggemar K-pop, bukan hanya sekadar leader dari girl group Red Velvet. Lebih dari itu, ia adalah sosok yang merangkai perjalanan karir yang penuh warna, dibumbui kontroversi, dan menyimpan sisi humanis yang jarang terekspos. Mari kita selami lebih dalam perjalanan hidup perempuan bernama asli Bae Joo-hyun ini.
Lahir dan tumbuh di Daegu, Korea Selatan, Irene kecil sudah menaruh minat pada dunia musik. Setelah menamatkan pendidikan di SMA Haknam, ia memutuskan untuk mengadu nasib ke Seoul dan bergabung dengan S.M. Entertainment pada tahun 2009. Masa pelatihan selama lima tahun bukan waktu yang singkat, namun itu menjadi bekal berharga bagi Irene untuk mengasah kemampuan dan mentalnya.
Debut pada 2014 bersama Red Velvet dengan lagu “Happiness”, Irene dan rekan-rekannya langsung mencuri perhatian. Lagu tersebut sukses menembus tangga lagu bergengsi, menandai awal kesuksesan grup yang dikenal dengan konsep unik dan penampilan visual yang memukau. Tak hanya di dunia grup, Irene juga mengembangkan diri di berbagai bidang. Ia sempat menjadi MC di acara musik bergengsi Music Bank bersama Park Bo Gum, menunjukkan kemampuan komunikasinya yang mumpuni. Ia juga menjajal dunia akting dengan membintangi web drama dan film layar lebar “Double Patty”, membuktikan fleksibilitasnya sebagai seorang entertainer.
Also Read
Peran Irene sebagai leader Red Velvet tak hanya terbatas pada panggung. Ia juga berperan besar dalam membentuk citra dan kekompakan grup. Kepemimpinannya yang tenang dan karismatik, membuatnya dijuluki sebagai "Baephrodite," sebuah julukan yang melekat erat karena kecantikannya yang dianggap bak dewi Yunani. Irene juga dikenal sebagai salah satu visual terbaik generasi ketiga K-pop, menjadi wajah yang selalu diperhitungkan dalam dunia hiburan Korea Selatan. Tak heran, berbagai brand mewah pun menggaetnya sebagai duta merek, membuktikan pengaruh dan daya tariknya yang kuat.
Namun, perjalanan karir Irene tak selalu mulus. Pada Oktober 2021, ia tersandung kontroversi setelah diduga bersikap kasar terhadap seorang editor fashion. Kontroversi ini sempat mengguncang dunia K-pop dan menjadi sorotan publik. Meski demikian, banyak rekan kerja yang memberikan pembelaan dan kesaksian bahwa Irene adalah sosok yang baik dan profesional. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa setiap figur publik tak luput dari kesalahan, dan pentingnya untuk melihat suatu persoalan dari berbagai sisi.
Di balik gemerlap panggung dan kontroversi yang pernah menghampiri, Irene menyimpan sisi humanis yang patut diapresiasi. Ia memiliki ketertarikan pada kegiatan domestik, seperti mencuci dan menyetrika pakaian. Ini menunjukkan bahwa di balik kesibukannya sebagai seorang bintang, ia tetaplah seorang perempuan dengan sisi kehidupan yang sederhana. Ia juga memiliki fobia terhadap air karena pengalaman traumatis di masa lalu, sebuah pengingat bahwa ia juga memiliki ketakutan seperti manusia pada umumnya. Yang lebih menginspirasi, Irene juga dikenal sebagai sosok yang peduli. Pada Februari 2020, ia mendonasikan 100 juta KRW untuk membantu korban COVID-19 di kampung halamannya, Daegu. Tindakan ini menunjukkan kepeduliannya pada sesama dan tanggung jawabnya sebagai figur publik.
Perjalanan Irene Red Velvet adalah potret perjalanan seorang bintang yang penuh liku. Dari gadis kecil yang bermimpi di Daegu, hingga menjadi salah satu ikon K-pop yang berpengaruh, Irene telah menunjukkan ketangguhan, bakat, dan sisi humanisnya. Ia bukan hanya sekadar visual yang memukau, tetapi juga seorang leader, entertainer, dan pribadi yang menginspirasi banyak orang. Ia mengajarkan kita bahwa kesuksesan tidak datang tanpa perjuangan, dan setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dukungan dan apresiasi atas karya dan kiprahnya akan menjadi motivasi baginya untuk terus berkarya dan menginspirasi dunia.