Botox dan filler, dua istilah yang seringkali terdengar di dunia kecantikan, kerap kali dianggap sama. Padahal, keduanya adalah prosedur yang berbeda dengan fungsi dan tujuan yang spesifik. Nah, biar tak salah langkah, yuk kita bedah perbedaan keduanya, lengkap dengan pertimbangan penting sebelum memutuskan untuk mencobanya.
Botox: Mengendurkan Otot untuk Samarkan Kerutan
Botox, yang sebenarnya adalah merek dagang dari botulinum toxin, bekerja dengan cara menghambat sinyal saraf ke otot. Dampaknya? Otot-otot wajah yang menyebabkan kerutan, seperti di dahi atau sekitar mata, menjadi lebih rileks dan kerutan pun tersamarkan.
Prosedur Botox Secara Singkat:
- Konsultasi: Dokter akan melakukan analisis wajah dan menentukan area yang tepat untuk perawatan.
- Persiapan: Kulit akan dibersihkan dan mungkin akan diberikan kompres es untuk mengurangi rasa sakit.
- Penyuntikan: Dokter akan menyuntikkan Botox dalam dosis kecil ke otot-otot target.
Area Target Botox:
- Dahi (kerutan horizontal)
- Antara alis (kerutan “marah”)
- Sudut mata (kerutan kaki gagak)
- Ujung hidung (untuk membentuk hidung terlihat lebih ramping)
- Sudut mulut (untuk mengangkat sedikit agar tidak terlihat turun)
Ketahanan dan Efek Samping Botox:
- Ketahanan: Efek Botox biasanya bertahan 3-4 bulan.
- Efek Samping: Kemerahan, memar, bengkak, atau sakit kepala ringan.
Filler: Menambah Volume untuk Tampilan Lebih Muda
Filler, di sisi lain, adalah zat gel yang disuntikkan ke bawah kulit untuk menambah volume dan mengisi kekosongan. Umumnya filler terbuat dari asam hialuronat yang bersifat biodegradable, artinya dapat diserap tubuh seiring waktu. Filler sangat efektif untuk mengatasi kulit kendur atau memberikan kontur pada wajah.
Also Read
Prosedur Filler Secara Singkat:
- Konsultasi: Dokter akan menentukan jenis dan area filler yang paling sesuai.
- Persiapan: Area yang akan diisi akan dibersihkan, dan mungkin akan diberikan anestesi lokal.
- Penyuntikan: Dokter akan menyuntikkan filler ke bawah kulit menggunakan jarum atau kanula.
Area Target Filler:
- Pipi (untuk menambah volume dan mengencangkan)
- Dagu (untuk membentuk garis rahang yang lebih tegas)
- Hidung (untuk memperbaiki bentuk tanpa operasi)
- Bibir (untuk memberikan volume dan definisi)
- Bawah mata (untuk mengatasi mata cekung atau lingkaran hitam)
Ketahanan dan Efek Samping Filler:
- Ketahanan: Efek filler biasanya bertahan antara 9 bulan hingga 1 tahun.
- Efek Samping: Memar, bengkak, kemerahan, atau rasa nyeri di area penyuntikan.
Perbedaan Utama Botox dan Filler dalam Tabel:
Fitur | Botox | Filler |
---|---|---|
Cara Kerja | Mengendurkan otot | Menambah volume |
Bahan Utama | Botulinum toxin | Asam hialuronat |
Tujuan | Menyamarkan kerutan | Mengisi kekosongan dan menambah kontur |
Area Target | Dahi, sekitar mata, hidung, sudut mulut | Pipi, dagu, hidung, bibir, bawah mata |
Ketahanan | 3-4 bulan | 9 bulan – 1 tahun |
Penting! Jangan Asal Pilih Treatment
Memilih antara Botox dan filler bukan hanya soal tren, tetapi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi kulit. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter kulit atau ahli estetika yang berpengalaman untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat.
Selain itu, perhatikan beberapa hal berikut:
- Pilih Klinik Terpercaya: Pastikan klinik memiliki izin resmi dan dokter yang berpengalaman dalam prosedur estetika.
- Diskusikan Riwayat Kesehatan: Informasikan dokter tentang kondisi medis atau alergi yang dimiliki.
- Ekspektasi Realistis: Pahami bahwa hasil dari kedua prosedur ini tidak permanen dan mungkin memerlukan perawatan berkala.
- Perhatikan Biaya: Baik Botox maupun filler bukanlah prosedur yang murah. Siapkan anggaran yang sesuai.
Jadi, sudah lebih paham kan perbedaan antara Botox dan filler? Kedua prosedur ini bisa menjadi solusi untuk mengatasi tanda-tanda penuaan, namun pastikan untuk selalu bijak dan berkonsultasi dengan profesional sebelum memutuskan.