Setiap tanggal 25, pemandangan para guru berseragam batik pasti akrab di mata kita. Tapi, pernahkah kita bertanya-tanya, kenapa tanggal 25 dan batik khusus itu menjadi begitu identik dengan profesi guru? Jawabannya lebih dari sekadar pilihan busana, melainkan sebuah tradisi yang kaya makna dan sejarah.
Batik PGRI: Lebih dari Sekadar Seragam
Setiap tanggal 25, guru di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, serempak mengenakan batik PGRI. Bukan tanpa alasan, seragam ini adalah wujud penghormatan kepada pemerintah Indonesia, sekaligus menjadi pengingat akan Hari Guru Nasional yang diperingati setiap 25 November. Lebih dalam lagi, batik ini adalah simbol dedikasi dan persatuan para guru.
Batik PGRI bukanlah sekadar pakaian formal. Ia adalah simbol kebanggaan dan solidaritas. Bayangkan, ribuan guru dari berbagai latar belakang, menyatu dalam balutan motif batik yang sama, menunjukkan bahwa mereka adalah satu keluarga besar, keluarga pendidik Indonesia.
Also Read
Sejarah di Balik Motif Batik PGRI
Sejarah batik PGRI ini berakar pada organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yang lahir tak lama setelah Indonesia merdeka, tahun 1945. PGRI, sebagai wadah perjuangan dan persatuan guru, mengadopsi batik sebagai identitasnya. Pemilihan batik bukan tanpa alasan, batik adalah warisan budaya Indonesia yang kaya makna, sebuah simbol identitas bangsa yang beragam namun tetap satu.
Motif batik PGRI juga mencerminkan keberagaman budaya Indonesia. Dengan berbagai corak dan warna, batik ini tidak hanya memperlihatkan kekayaan budaya bangsa, tetapi juga simbol persatuan di tengah perbedaan. Setiap guru, apapun latar belakangnya, bangga mengenakan batik PGRI, merasa menjadi bagian dari komunitas pendidik yang besar.
Lebih dari Sekadar Pakaian, Ini Warisan Budaya
Batik PGRI bukan hanya pakaian seragam, ia adalah warisan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bagi guru, mengenakan batik PGRI setiap tanggal 25 adalah momentum untuk merefleksikan kembali peran mereka sebagai pendidik dan penjaga nilai-nilai luhur bangsa. Batik PGRI juga menjadi pengingat akan tanggung jawab mereka dalam mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter.
Di tengah modernisasi dan perubahan zaman, tradisi mengenakan batik PGRI adalah sebuah pengingat bahwa ada nilai-nilai luhur yang perlu terus dilestarikan. Ia adalah simbol penghormatan kepada para pahlawan pendidikan, dan juga simbol harapan bagi masa depan pendidikan Indonesia yang lebih baik. Jadi, setiap kali kita melihat guru berseragam batik PGRI di tanggal 25, kita tidak hanya melihat pakaian, tetapi juga sebuah tradisi yang kaya akan makna dan nilai sejarah.