Runtuhnya Syailendra di Jawa Tengah Invasi dan Konflik Internal

Dea Lathifa

Remaja & Pendidikan

Jejak kejayaan Dinasti Syailendra, penguasa Jawa Tengah abad ke-8 hingga ke-9, masih terasa kuat dalam peninggalan megah seperti Candi Borobudur dan Mendut. Namun, layaknya sebuah kerajaan, masa keemasan Syailendra pun harus menemui akhir. Pertanyaan pun muncul: peristiwa apa yang sebenarnya mengakhiri dominasi mereka di tanah Jawa?

Para sejarawan telah mengemukakan beberapa hipotesis, dan dua di antaranya menonjol: invasi dari luar dan konflik internal yang melemahkan fondasi kekuasaan.

Serangan dari Timur: Dinasti Sanjaya Mengguncang Kekuasaan

Teori pertama menunjuk pada Dinasti Sanjaya yang berpusat di Jawa Timur. Dinasti yang beragama Hindu ini diduga kuat melakukan serangkaian serangan militer yang sukses menaklukkan Syailendra. Pergolakan politik dan bentrokan bersenjata yang terjadi akibat rivalitas antara dua dinasti ini disinyalir menjadi faktor utama melemahnya Syailendra. Meskipun bukti konkret tentang invasi ini masih minim, namun banyak sejarawan sepakat bahwa ini adalah salah satu penyebab utama keruntuhan dinasti yang dikenal sebagai penganut Buddha Mahayana ini.

Persaingan Saudara: Dinasti Sriwijaya Mengancam Dominasi

Teori kedua justru melihat pada dinamika internal Syailendra itu sendiri. Bukan hanya satu, tetapi ada dugaan keberadaan dua kekuatan Syailendra yang saling bersaing. Syailendra yang berpusat di Sumatra, yang juga dikenal sebagai Dinasti Sriwijaya, diduga kuat menjadi pesaing utama bagi Syailendra di Jawa Tengah. Persaingan ini bukan hanya soal politik, tetapi juga perebutan pengaruh militer. Konflik internal ini menjadi seperti pisau yang menggerogoti stabilitas dinasti dari dalam.

Lebih dari Sekadar Teori: Memahami Kompleksitas Runtuhnya Syailendra

Meskipun dua teori tersebut cukup populer di kalangan sejarawan, penting untuk dipahami bahwa akhir dari kekuasaan Syailendra mungkin bukan hanya disebabkan satu faktor tunggal. Runtuhnya sebuah dinasti besar biasanya merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling terkait. Kombinasi antara tekanan eksternal dari dinasti lain dan persaingan internal yang melemahkan, mungkin menjadi pemicu utama keruntuhan Dinasti Syailendra.

Penting juga untuk dicatat bahwa masa transisi kekuasaan ini tidak terjadi dalam semalam. Kemunduran Syailendra mungkin merupakan proses bertahap yang diawali oleh konflik-konflik kecil, yang kemudian meningkat menjadi persaingan terbuka dan peperangan yang menguras sumber daya. Akhirnya, akumulasi semua faktor ini menyebabkan kekuasaan mereka digantikan oleh kekuatan lain.

Kisah akhir Syailendra menjadi pengingat bahwa kejayaan sebuah kerajaan tidaklah abadi. Dinamika politik, persaingan kekuasaan, dan konflik internal selalu menjadi ancaman laten bagi setiap peradaban. Pembelajaran dari masa lalu, seperti kisah Syailendra, memberikan perspektif berharga untuk memahami kompleksitas sejarah dan dinamika kekuasaan yang terus berulang.

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Dokter Tifa: Profil, Biodata, dan Kontroversi di Balik Ahli Epidemiologi

Annisa Ramadhani

Siapa sebenarnya Dokter Tifa yang namanya seringkali menghiasi linimasa media sosial? Lebih dari sekadar ahli epidemiologi, sosok Tifauzia Tyassuma atau ...

Tinggalkan komentar