Asesmen Kurikulum Merdeka: Bukan Sekadar Nilai, Tapi Peta Belajar Siswa

Husen Fikri

Remaja & Pendidikan

Kurikulum Merdeka yang mulai diterapkan pada tahun 2022 membawa angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia. Salah satu elemen kunci dalam kurikulum ini adalah asesmen, atau penilaian. Namun, konsep asesmen di Kurikulum Merdeka tidak lagi sekadar soal angka dan ranking. Ia adalah alat untuk memahami siswa secara menyeluruh, bukan hanya sekadar menguji hafalan atau pemahaman materi semata.

Asesmen: Lebih dari Sekadar Ujian Akhir

Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen dipahami sebagai proses berkelanjutan yang terintegrasi dalam kegiatan belajar-mengajar. Asesmen bukan lagi sekadar "momok" di akhir semester, melainkan "teman" yang menemani siswa dalam perjalanan belajarnya. Tujuannya pun bergeser, dari sekadar menilai hasil menjadi memahami proses belajar setiap individu.

Asesmen di Kurikulum Merdeka memiliki dua bentuk utama:

  • Asesmen Formatif: Seperti namanya, asesmen ini bertujuan untuk membentuk pemahaman siswa. Dilakukan selama proses belajar, asesmen formatif memberikan umpan balik kepada guru dan siswa. Guru dapat menyesuaikan metode mengajar, sementara siswa dapat mengetahui area mana yang perlu diperbaiki. Bentuknya pun beragam, bisa berupa kuis singkat, diskusi kelas, tugas proyek, atau observasi langsung saat siswa beraktivitas.
  • Asesmen Sumatif: Asesmen ini dilakukan di akhir suatu periode pembelajaran (misalnya semester atau tahun) untuk melihat pencapaian kompetensi siswa secara keseluruhan. Meskipun demikian, bukan berarti asesmen sumatif hanya berfokus pada nilai akhir. Hasilnya juga digunakan untuk mengukur efektivitas pembelajaran dan memberikan gambaran kemajuan siswa.

Manfaat Asesmen Kurikulum Merdeka: Lebih Dalam dari Sekadar Nilai

Penerapan asesmen dalam Kurikulum Merdeka membawa berbagai manfaat bagi siswa, guru, dan sistem pendidikan secara keseluruhan:

  • Memahami Gaya Belajar Siswa: Asesmen formatif memungkinkan guru untuk mengidentifikasi gaya belajar setiap siswa, apakah visual, auditori, atau kinestetik. Dengan demikian, pembelajaran dapat dipersonalisasi agar lebih efektif dan menarik bagi setiap individu.
  • Memantau Kemajuan Belajar: Asesmen bukan hanya menilai hasil akhir, tetapi juga memantau perkembangan belajar siswa dari waktu ke waktu. Guru dapat melihat area mana yang sudah dikuasai siswa dan area mana yang masih membutuhkan perhatian lebih.
  • Umpan Balik yang Membangun: Asesmen formatif memberikan umpan balik yang konstruktif bagi siswa. Mereka jadi tahu apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan, sehingga termotivasi untuk terus belajar.
  • Menemukan Potensi Siswa: Asesmen bukan hanya tentang mengukur kemampuan akademis, tetapi juga tentang menggali minat dan bakat siswa. Melalui asesmen yang beragam, guru dapat membantu siswa menemukan potensi tersembunyi mereka.
  • Evaluasi Efektivitas Pembelajaran: Asesmen tidak hanya tentang menilai siswa, tetapi juga menilai efektivitas metode pembelajaran yang digunakan. Guru dapat melakukan refleksi dan perbaikan berdasarkan hasil asesmen.

Asesmen: Menghargai Proses, Bukan Hanya Hasil

Salah satu perbedaan mendasar antara asesmen di Kurikulum Merdeka dengan sistem sebelumnya adalah penekanan pada proses belajar. Asesmen tidak lagi dipandang sebagai alat untuk memberikan label "pintar" atau "bodoh" pada siswa. Sebaliknya, asesmen menjadi bagian dari perjalanan belajar yang menghargai setiap upaya dan perkembangan siswa.

Dengan asesmen yang tepat, siswa diharapkan tidak lagi fokus pada nilai akhir semata, melainkan pada proses belajar yang bermakna. Mereka diajak untuk memahami bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran, dan setiap kemajuan sekecil apa pun patut dihargai.

Asesmen di Kurikulum Merdeka bukan sekadar alat evaluasi, melainkan peta perjalanan belajar siswa. Dengan pemahaman yang mendalam dan penerapan yang tepat, asesmen dapat menjadi katalis bagi transformasi pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Baca Juga

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Arya Mohan: Dari Anak Sekolah Gemas Hingga Bodyguard Jahil di Private Bodyguard

Sarah Oktaviani

Aktor muda Arya Mohan kini tengah mencuri perhatian publik lewat perannya sebagai Helga dalam serial "Private Bodyguard". Kemunculannya menambah daftar ...

Somebody Pleasure Aziz Hendra, Debut yang Mengoyak Hati Lewat Nada

Maulana Yusuf

Lagu "Somebody Pleasure" dari Aziz Hendra mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, di kalangan pengguna TikTok, lagu ini ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Drama China Romantis: Dari Cinta SMA Hingga Dunia E-Sport

Fatma Lutfia

Demam drama Asia tak kunjung padam, kali ini giliran drama China yang siap menghipnotis penonton dengan kisah-kisah romantis yang memikat. ...

Tinggalkan komentar