Memasuki usia dua tahun, seharusnya celoteh si kecil semakin ramai terdengar. Kosakata bertambah dan kalimat sederhana mulai terangkai. Tapi, bagaimana jika si buah hati masih kesulitan mengucapkan kata-kata? Hati-hati, bisa jadi ini adalah tanda speech delay atau keterlambatan bicara.
Normalnya, anak usia 2 tahun sudah mampu menguasai sekitar 50 kosakata dan mulai merangkai dua kata menjadi kalimat sederhana, misalnya "Mama, susu" atau "Mau main." Namun, perkembangan setiap anak memang unik dan ada kalanya terjadi keterlambatan. Yang perlu menjadi perhatian adalah ketika keterlambatan ini tampak mencolok dan disertai gejala-gejala lain.
Gejala yang Harus Diwaspadai
Jangan panik dulu, ya, Ma. Tapi, penting untuk lebih peka dan memperhatikan tanda-tanda speech delay pada si kecil. Berikut beberapa hal yang perlu diwaspadai:
Also Read
- Minim Kosakata: Si kecil kesulitan menyebutkan nama-nama benda sehari-hari yang sering ia lihat, misalnya gelas, sendok, atau mainan favoritnya. Padahal, seharusnya di usia ini, ia sudah familiar dengan benda-benda tersebut.
- Lebih Suka Gestur: Saat meminta sesuatu, ia lebih memilih menunjuk atau menarik tangan kita, daripada mencoba mengucapkannya. Memang, gestur adalah cara komunikasi alami, namun anak seusia ini seharusnya sudah mulai belajar mengombinasikannya dengan kata-kata.
- Sulit Memahami Perintah Sederhana: Selain kesulitan berbicara, perhatikan juga apakah si kecil sulit memahami instruksi sederhana seperti "Ambil bolanya" atau "Tutup pintunya." Ini juga bisa menjadi indikasi adanya speech delay.
- Kurang Responsif: Perhatikan responsnya saat kita mengajaknya berbicara. Apakah ia terlihat cuek, tidak fokus, atau justru menunjukkan ketertarikan? Kurangnya responsivitas juga bisa menjadi perhatian.
- Pengucapan Kata Tidak Jelas: Beberapa anak mungkin sudah mencoba berbicara, namun pengucapannya masih kurang jelas dan sulit dipahami. Perhatikan apakah ia terus mengalami kesulitan ini meski sudah sering dilatih.
Lebih dari Sekadar Keterlambatan:
Penting untuk diingat, speech delay bukanlah sekadar keterlambatan bicara. Ada berbagai faktor yang bisa memicunya, seperti masalah pendengaran, gangguan perkembangan, atau kurangnya stimulasi. Oleh karena itu, jangan pernah meremehkan atau membandingkan perkembangan anak dengan yang lain. Setiap anak unik dan memiliki ritme perkembangannya sendiri.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Jika Mama mencurigai adanya speech delay pada si kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli terapi wicara. Diagnosis dan intervensi dini sangat penting agar anak mendapatkan bantuan yang tepat. Selain itu, beberapa hal yang bisa Mama lakukan di rumah adalah:
- Ajak Berbicara Sesering Mungkin: Lakukan percakapan ringan saat beraktivitas sehari-hari. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
- Bacakan Buku Cerita: Membacakan buku cerita bukan hanya menyenangkan, tetapi juga dapat menambah kosakata dan melatih pemahaman bahasa anak.
- Nyanyikan Lagu Anak: Bernyanyi bersama dapat merangsang kemampuan berbicara dan mengenalkan berbagai bunyi dan ritme.
- Bermain Sambil Belajar: Ciptakan suasana bermain yang menyenangkan dan edukatif. Manfaatkan mainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan berbicara.
- Kurangi Penggunaan Gadget: Terlalu banyak terpapar layar gadget dapat menghambat perkembangan bicara anak. Batasi penggunaan gadget dan perbanyak interaksi langsung dengan anak.
Ingat, Ma!
Perkembangan anak adalah sebuah perjalanan panjang. Jika si kecil mengalami speech delay, jangan putus asa. Dengan perhatian, stimulasi yang tepat, dan bantuan profesional, si kecil pasti bisa mengejar ketertinggalannya. Jadilah orang tua yang suportif dan terus berikan cinta dan dukungan kepada buah hati tercinta. Karena setiap anak berhak untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal.