Surat Al-Ma’un, salah satu surat pendek yang sering kita dengar saat sholat, ternyata menyimpan makna yang sangat dalam dan relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Surat yang terdiri dari 7 ayat ini, berada di urutan ke-107 dalam Al-Qur’an, tepatnya di juz 30. Diturunkan di Mekkah, surat ini termasuk golongan surat Makkiyah. Lebih dari sekadar bacaan dalam sholat, Al-Ma’un mengajak kita merenungkan hakikat agama dan implementasinya dalam tindakan nyata.
Makna dan Terjemahan Surat Al-Ma’un
Mari kita telaah lebih lanjut arti dari tiap ayat surat Al-Ma’un:
-
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ (Ara aytallazii yukazzibu bid-diin) Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
Also Read
Ayat ini membuka surat dengan pertanyaan retoris yang menggugah kesadaran kita. Siapakah orang yang mendustakan agama? Apakah mereka yang tidak percaya sama sekali? Atau adakah golongan lain yang tanpa sadar mendustakan agama?
-
فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ (Fazaalikal-lazii yadu”ul-yateem) Artinya: Maka itulah orang yang menghardik anak yatim.
Ayat ini mulai menjelaskan ciri-ciri orang yang mendustakan agama, yaitu mereka yang tidak memiliki empati terhadap sesama, khususnya anak yatim. Menghardik, menjauhi, bahkan menelantarkan anak yatim adalah cerminan hilangnya nilai-nilai agama dalam diri.
-
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ (Wa laa yahuddu ‘alaa ta’aamil-miskiin) Artinya: dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
Tidak hanya mengabaikan anak yatim, mereka juga tidak peduli terhadap orang miskin. Tidak ada dorongan dalam diri mereka untuk membantu, berbagi, atau sekadar memperhatikan kebutuhan orang-orang yang kurang beruntung. Mereka lebih sibuk dengan urusan duniawi dan melupakan kewajiban sosial.
-
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ (Fawailul-lilmusalliin) Artinya: Maka celakalah orang yang shalat
Ayat ini mungkin mengejutkan, "Celakalah orang yang sholat?" Apakah sholat tidak lagi menjadi penolong? Di sini, kita perlu memahami bahwa sholat yang dimaksud bukan sekadar gerakan ritual, tetapi lebih pada substansinya.
-
ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (Allaziina hum ‘an salaatihim saahuun) Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya.
Ayat ini menjelaskan kriteria sholat yang bisa mencelakakan, yaitu sholat yang dilakukan dengan lalai, tanpa penghayatan, tanpa kekhusyukan, dan tanpa implementasi nilai-nilai sholat dalam kehidupan. Mereka sholat hanya sebagai rutinitas, bukan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dan menebar kebaikan.
Refleksi dan Pembelajaran dalam Kehidupan Modern
Surat Al-Ma’un tidak hanya berbicara tentang ibadah ritual, tetapi juga tentang ibadah sosial. Ia mengingatkan kita bahwa keimanan tidak boleh hanya berhenti di lisan dan gerakan sholat, tetapi harus terwujud dalam kepedulian terhadap sesama.
Di tengah kehidupan modern yang seringkali individualistis dan materialistis, pesan Al-Ma’un menjadi sangat relevan. Mari kita renungkan:
- Sudahkah kita benar-benar peduli terhadap anak yatim dan orang miskin di sekitar kita? Atau kita lebih memilih menutup mata dan telinga dari penderitaan mereka?
- Apakah sholat yang kita lakukan sudah khusyuk dan berbekas dalam perilaku kita sehari-hari? Atau justru hanya sekadar formalitas tanpa makna?
- Apakah kita termasuk orang yang mendustakan agama dengan tindakan kita, walau kita mengaku beragama?
Semoga melalui surat Al-Ma’un, kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik, yang bukan hanya taat dalam beribadah, tetapi juga peduli dan bermanfaat bagi orang lain. Ingatlah, agama tidak hanya tentang hubungan kita dengan Allah, tetapi juga tentang bagaimana kita memperlakukan sesama manusia. Surat Al-Ma’un mengajarkan kita untuk tidak menjadi orang yang mendustakan agama, melainkan menjadi pribadi yang mengimplementasikan nilai-nilai agama dalam setiap aspek kehidupan.