Pelampung leher bayi, seringkali terlihat menggemaskan dan praktis saat sesi spa si kecil. Gambar bayi yang mengapung riang dengan pelampung di lehernya memang kerap menghiasi media sosial. Namun, di balik kepolosan dan kelucuan itu, tersimpan potensi bahaya yang tak boleh dianggap remeh. Alih-alih memberikan pengalaman menyenangkan, penggunaan pelampung leher pada bayi justru bisa mendatangkan risiko yang mengkhawatirkan.
Bukan Sekadar Masalah Kempes
Kekhawatiran utama bukan hanya soal pelampung yang tiba-tiba kempes saat digunakan. Lebih dari itu, desain pelampung leher yang melingkar erat di leher bayi bisa menyebabkan posisi tubuh yang tidak stabil. Bayi bisa saja terbalik tiba-tiba, dan dalam kondisi panik, mereka akan kesulitan untuk kembali ke posisi semula. Lebih buruk lagi, tekanan pada leher akibat pelampung dapat mengganggu pernapasan bayi yang notabene masih sangat rentan.
Gangguan Perkembangan Motorik
Penggunaan pelampung leher secara rutin, terutama pada usia tiga bulan pertama, juga bisa menghambat perkembangan motorik bayi. Pada usia ini, bayi sedang berjuang untuk menguatkan otot-otot lehernya, sebagai persiapan untuk belajar duduk dan tengkurap. Pelampung leher seolah "memanjakan" bayi dengan menyangga kepala mereka, sehingga otot leher tidak bekerja maksimal. Akibatnya, proses alami perkembangan saraf yang mengatur refleks kepala pun terganggu. Bayi mungkin menjadi lebih lambat dalam menguasai keterampilan motorik dasar seperti menopang kepala, tengkurap, dan duduk.
Also Read
Alternatif yang Lebih Aman
Bukan berarti bayi tidak boleh menikmati air. Namun, sebagai orang tua, kita harus lebih bijak dalam memilih cara dan perlengkapan yang tepat. Alih-alih bergantung pada pelampung leher, pendekatan yang lebih aman adalah dengan menemani dan memegang bayi secara langsung saat berenang. Dengan cara ini, kita bisa mengontrol pergerakan bayi, memberikan rasa aman, dan juga melatih mereka untuk merasakan bagaimana mengapung secara alami.
Memilih Keamanan di Atas Tren
Pelampung leher bayi memang tampak menggiurkan, apalagi seringkali dijadikan konten menarik di media sosial. Namun, sebagai orang tua, kita perlu mengedepankan keamanan dan kesehatan si buah hati. Jangan sampai tren sesaat justru membahayakan perkembangan bayi. Ingatlah, perkembangan bayi adalah proses yang alami dan perlu dukungan yang tepat, bukan pengekangan.
Mari kita lebih selektif dalam memilih perlengkapan bayi, dan selalu mengutamakan pendekatan yang aman dan mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal. Jangan biarkan keinginan untuk "mengikuti tren" mengorbankan keselamatan dan kesehatan si kecil.