Memahami hakikat ketuhanan adalah fondasi penting dalam keyakinan beragama. Salah satu cara untuk mendekati pemahaman tersebut adalah dengan merenungkan sifat-sifat Allah SWT. Dalam tradisi Islam, terdapat 20 sifat wajib yang menjadi kunci untuk mengenal keagungan Sang Pencipta. Sifat-sifat ini bukan sekadar deretan kata, melainkan cerminan dari kebesaran dan kesempurnaan Allah SWT.
Keberadaan dan Keabadian:
Sifat pertama adalah Wujud atau "ada". Ini menegaskan bahwa Allah adalah zat yang nyata, bukan sekadar konsep atau gagasan. Keberadaan alam semesta dengan segala kompleksitasnya menjadi saksi bisu akan eksistensi-Nya. Sifat Qidam yang berarti "terdahulu" menyatakan bahwa Allah sudah ada sebelum segala sesuatu diciptakan. Ia adalah awal yang tak berawal, tanpa permulaan. Konsep ini berlanjut pada sifat Baqa atau "kekal", menandakan bahwa Allah akan terus ada, tak akan pernah binasa.
Keunikan dan Kemandirian:
Allah berbeda total dari segala ciptaan-Nya, inilah esensi dari sifat Mukholafatul Lilhawaditsi. Tidak ada satupun makhluk yang menyerupai-Nya, baik dalam wujud maupun sifat. Ia adalah entitas yang Maha Transenden. Allah juga memiliki sifat Qiyamuhu Binafsihi, yang berarti berdiri sendiri. Ia tidak membutuhkan bantuan atau dukungan dari siapapun. Ia adalah sumber segala sesuatu, bukan sebaliknya.
Also Read
Ke-Esaan dan Kekuasaan:
Sifat Wahdaniyah menegaskan bahwa Allah itu Esa, tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dialah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan dipatuhi. Sifat Qudrat menandakan kekuasaan-Nya yang mutlak atas segala sesuatu. Tidak ada satu pun peristiwa yang terjadi di alam semesta ini tanpa izin dan kehendak-Nya. Ia adalah pemegang kendali penuh.
Kehendak, Pengetahuan, dan Kehidupan:
Allah juga memiliki sifat Iradat atau "berkehendak". Kehendak-Nya adalah mutlak, tidak ada yang dapat menghalangi. Sifat Ilmun berarti Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, dari yang terkecil hingga yang terbesar, dari yang nampak hingga yang tersembunyi. Ia mengetahui masa lalu, masa kini, dan masa depan. Sifat Hayat menyatakan bahwa Allah hidup, tidak membutuhkan apa pun untuk menghidupkan-Nya. Kehidupan-Nya kekal abadi, bukan seperti kehidupan makhluk yang terbatas.
Pendengaran, Penglihatan, dan Firman:
Allah Maha Mendengar dengan sifat Sam’un. Tidak ada suara yang luput dari pendengaran-Nya, bahkan bisikan hati sekalipun. Sifat Basar menyatakan bahwa Allah Maha Melihat segala sesuatu, tidak ada satu pun yang tersembunyi dari pandangan-Nya. Kemudian, Allah juga memiliki sifat Kalam, yang berarti berbicara atau berfirman. Firman Allah diturunkan melalui para nabi dan rasul sebagai petunjuk bagi umat manusia.
Sifat-Sifat Turunan:
Sepuluh sifat di atas diikuti oleh sepuluh sifat turunan yang menguatkan makna dari sifat-sifat sebelumnya. Qadiran menegaskan kekuasaan Allah yang tak terbatas. Muridan menegaskan kehendak-Nya yang meliputi seluruh alam semesta. Aliman menyatakan pengetahuan-Nya yang mencakup segala hal, termasuk masa depan. Hayyan berarti Allah hidup kekal dan tidak pernah tidur. Sami’an menegaskan pendengaran-Nya yang meliputi segala sesuatu. Bashiran berarti Allah selalu mengawasi ciptaan-Nya. Dan terakhir, Mutakalliman menegaskan bahwa Allah berfirman kepada para nabi dan rasul-Nya.
Implikasi dalam Kehidupan:
Memahami 20 sifat wajib Allah bukan hanya sekadar pengetahuan teoretis. Lebih dari itu, pemahaman ini dapat menginspirasi kita untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Ketika kita menyadari kebesaran Allah, kita akan semakin tunduk dan patuh pada perintah-Nya. Kita akan menyadari bahwa setiap tindakan dan ucapan kita selalu berada dalam pengawasan-Nya.
Sifat-sifat Allah ini juga mengajarkan kita tentang kerendahan hati. Sebagai makhluk yang terbatas, kita tidak boleh merasa sombong atau berbangga diri. Kita harus selalu bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya. Dengan merenungkan sifat-sifat Allah, kita dapat semakin mendekatkan diri kepada-Nya dan meraih kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat.