Demam drama Korea (drakor) memang tak pernah surut. Namun, di antara gelombang drama-drama baru yang terus bermunculan, ada baiknya kita menoleh ke belakang dan mengenang kembali mahakarya drakor lawas yang pernah berjaya pada masanya. Salah satunya adalah Princess Hours, atau yang juga dikenal dengan judul Goong. Drama ini bukan sekadar hiburan masa lalu, tetapi juga sebuah fenomena yang membentuk selera penonton terhadap drama Korea modern.
Dirilis pada tahun 2006, Princess Hours menjadi pelopor drama Korea yang sukses menembus pasar internasional. Bahkan, setelah lebih dari 15 tahun berlalu, drama ini masih terus dikenang dan beberapa negara bahkan membuat remake versi modernnya. Fenomena ini membuktikan bahwa Princess Hours memiliki daya tarik yang abadi, bukan hanya sekadar nostalgia bagi generasi 2000-an.
Inti cerita Princess Hours berpusat pada kisah cinta yang rumit antara Putra Mahkota Lee Shin (diperankan oleh Ju Ji Hoon) dan seorang gadis SMA biasa bernama Shin Chae Kyung (diperankan oleh Yoon Eun Hye). Perjodohan yang dipaksakan oleh kakek mereka menjadi awal mula kisah yang penuh lika-liku. Kisah cinta segi empat antara mereka berdua, ditambah dengan kehadiran Min Hyo Rin (Song Ji Hyo), mantan pacar sang pangeran dan Pangeran Lee Yool (Kim Jeong Hoon) yang merupakan sepupu Lee Shin, menjadi daya tarik utama drama ini.
Also Read
Di awal pernikahan yang dipaksakan, Chae Kyung yang lugu dan ceroboh harus beradaptasi dengan kehidupan istana yang penuh aturan. Perbedaan latar belakang dan kepribadian antara Chae Kyung dan Lee Shin menciptakan dinamika yang menarik dan sering kali mengundang tawa. Meskipun pada awalnya hubungan mereka dipenuhi ketegangan, lambat laun tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya.
Kehadiran Hyo Rin, mantan pacar Lee Shin yang terus menghantui, dan Yool yang juga menyimpan perasaan pada Chae Kyung, menjadi ujian berat bagi hubungan Lee Shin dan Chae Kyung. Konflik cinta segitiga dan intrik politik istana menjadi bumbu yang membuat drama ini semakin menarik untuk disimak.
Lebih dari sekadar kisah cinta, Princess Hours juga menawarkan gambaran tentang kehidupan di istana kerajaan Korea modern yang dikemas dengan gaya yang ringan dan menghibur. Pakaian tradisional Korea (hanbok) yang indah, arsitektur istana yang megah, dan alur cerita yang seru menjadi daya tarik utama drama ini. Tak heran jika Princess Hours berhasil memikat hati penonton dari berbagai kalangan.
Keberhasilan Princess Hours juga tak lepas dari performa apik para aktor dan aktrisnya. Ju Ji Hoon berhasil memerankan karakter Lee Shin yang dingin namun menyimpan perasaan hangat dengan sangat baik. Yoon Eun Hye juga tampil memukau sebagai Chae Kyung yang ceria dan polos. Chemistry yang terjalin di antara keduanya membuat penonton ikut terbawa perasaan.
Meskipun sudah berlalu belasan tahun, Princess Hours tetap menjadi drama Korea yang layak untuk ditonton. Bukan hanya karena nostalgia, tetapi karena drama ini menawarkan kisah cinta yang abadi, konflik yang mendebarkan, dan pesan moral yang relevan. Princess Hours adalah pengingat bahwa cinta sejati bisa tumbuh di tempat yang tak terduga, bahkan dalam perjodohan yang dipaksakan sekalipun. Drama ini juga mengajarkan tentang pentingnya kesetiaan, pengorbanan, dan perjuangan untuk meraih kebahagiaan. Princess Hours bukan sekadar drama lawas, tetapi juga sebuah warisan budaya Korea yang patut kita apresiasi.