Jakarta, Indonesia – Posisi bayi sungsang, di mana kaki atau bokong bayi berada di jalan lahir, kerap menjadi kekhawatiran bagi ibu hamil. Beragam cara pun ditempuh untuk membalikkan posisi bayi, salah satunya yang cukup populer adalah gerakan nungging. Namun, seberapa efektifkah metode ini dan apa saja yang perlu diperhatikan?
Gerakan nungging, atau yang secara medis dikenal dengan knee-chest position, melibatkan ibu hamil berlutut dengan dada menempel pada matras atau permukaan rata, sementara bokong diangkat ke atas. Tujuannya adalah memanfaatkan gravitasi untuk mendorong bayi memutar ke posisi kepala di bawah. Konsepnya memang sederhana, namun efektivitasnya masih menjadi perdebatan di kalangan medis.
Beberapa studi menunjukkan bahwa gerakan nungging dapat membantu memutar posisi bayi, terutama jika dilakukan secara rutin dan pada usia kehamilan yang tepat. Biasanya, gerakan ini direkomendasikan setelah usia kehamilan 30 minggu, ketika ruang gerak bayi masih cukup luas untuk berputar. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua bayi akan merespon metode ini. Faktor seperti posisi plasenta, jumlah air ketuban, dan kondisi fisik ibu juga dapat memengaruhi keberhasilan upaya pembalikan posisi bayi.
Also Read
Selain gerakan nungging, ada pula metode lain seperti Moxibustion, yaitu teknik pengobatan tradisional Tiongkok yang menggunakan herbal panas di titik akupuntur tertentu, atau External Cephalic Version (ECV), prosedur medis di mana dokter mencoba memutar bayi secara manual dari luar perut ibu. ECV memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi, namun juga memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan.
Penting untuk dicatat bahwa gerakan nungging tidaklah tanpa risiko. Beberapa ibu hamil mungkin merasakan ketidaknyamanan atau bahkan kontraksi setelah melakukan gerakan ini. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum memulai program gerakan nungging. Mereka dapat memberikan panduan yang tepat, serta memantau kondisi ibu dan bayi.
Lebih dari sekadar berupaya memutar posisi bayi, penting bagi ibu hamil untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik secara keseluruhan. Pola makan sehat, istirahat cukup, dan olahraga ringan yang teratur dapat membantu menciptakan lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan bayi. Jika posisi sungsang bayi tetap bertahan hingga menjelang persalinan, jangan ragu untuk mendiskusikan opsi persalinan dengan dokter. Persalinan sesar mungkin menjadi pilihan yang paling aman bagi ibu dan bayi dalam kondisi tertentu.
Pada akhirnya, keputusan untuk mencoba gerakan nungging atau metode lain untuk membalikkan posisi bayi harus didasarkan pada pertimbangan matang dan informasi yang akurat. Mendengarkan saran dari tenaga medis profesional dan selalu memprioritaskan keselamatan ibu dan bayi adalah hal yang paling utama. Jangan terpaku pada satu metode saja, tetapi pertimbangkan semua opsi yang ada dan buatlah keputusan terbaik bersama dokter.