Memasuki usia kehamilan 40 minggu, berbagai perubahan pada tubuh mungkin membuat Mama khawatir. Salah satu yang sering menjadi perhatian adalah perubahan pada cairan vagina atau keputihan. Jika Mama mengalami keputihan yang warnanya menyerupai susu, wajar jika muncul pertanyaan, apakah kondisi ini normal atau justru tanda bahaya? Mari kita bahas lebih lanjut.
Keputihan adalah kondisi yang umum dialami oleh ibu hamil, bahkan pada trimester akhir kehamilan. Peningkatan hormon estrogen selama kehamilan menyebabkan produksi cairan vagina meningkat. Cairan ini berfungsi untuk menjaga kebersihan vagina dan melindunginya dari infeksi. Biasanya, keputihan normal berwarna bening atau putih, tidak berbau menyengat, dan tidak disertai rasa gatal atau perih.
Namun, bagaimana jika keputihan yang dialami berwarna putih seperti susu? Kondisi ini bisa menjadi tanda beberapa hal. Berikut adalah beberapa kemungkinan yang perlu Mama ketahui:
Also Read
1. Keputihan Normal pada Akhir Kehamilan:
Peningkatan produksi lendir serviks di akhir kehamilan merupakan hal yang wajar. Lendir ini bisa berwarna putih atau sedikit kekuningan dan memiliki tekstur yang lebih kental. Fungsinya adalah untuk mempersiapkan jalan lahir dan melindungi bayi dari infeksi. Jadi, jika keputihan berwarna seperti susu dan tidak disertai gejala lain, kemungkinan besar ini adalah hal yang normal.
2. Tanda Awal Persalinan:
Keputihan berwarna seperti susu juga bisa menjadi tanda awal persalinan. Jika keputihan ini bercampur dengan sedikit darah (biasa disebut bloody show), kemungkinan besar persalinan akan segera tiba. Bloody show terjadi karena pelepasan sumbatan lendir di leher rahim yang menandakan serviks mulai menipis dan membuka.
3. Infeksi Jamur (Kandidiasis):
Meskipun tidak selalu berwarna seperti susu, infeksi jamur dapat menyebabkan keputihan berwarna putih kental menyerupai keju cottage. Infeksi ini juga biasanya disertai rasa gatal, perih, dan kemerahan pada area vagina. Jika Mama merasakan gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter.
4. Infeksi Bakteri:
Infeksi bakteri, seperti bacterial vaginosis, juga dapat menyebabkan perubahan pada keputihan. Walaupun biasanya berbau amis, pada beberapa kasus, keputihan yang dihasilkan bisa berwarna putih atau keabu-abuan.
Lalu, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Perlu diingat, penanganan keputihan pada ibu hamil harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter. Jangan pernah mencoba pengobatan sendiri tanpa berkonsultasi terlebih dahulu. Berikut adalah beberapa hal yang bisa Mama lakukan:
- Amati Gejala: Perhatikan dengan seksama warna, tekstur, dan bau keputihan. Catat juga apakah ada gejala lain seperti gatal, perih, atau demam. Informasi ini akan membantu dokter dalam menegakkan diagnosis.
- Jaga Kebersihan Vagina: Bersihkan area vagina dengan air bersih setiap selesai buang air. Hindari penggunaan sabun yang mengandung pewangi atau bahan kimia yang dapat mengiritasi.
- Gunakan Pakaian Dalam yang Nyaman: Pilih pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun dan tidak terlalu ketat. Hindari penggunaan celana yang terlalu ketat, terutama dalam waktu yang lama.
- Jangan Tunda Berkonsultasi dengan Dokter: Jika Mama merasa khawatir atau keputihan disertai gejala lain, segera konsultasikan dengan dokter kandungan. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya dan memberikan penanganan yang tepat.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika keputihan yang Mama alami disertai dengan gejala-gejala berikut:
- Keputihan berwarna kuning kehijauan atau abu-abu.
- Keputihan berbau tidak sedap (amis).
- Keputihan disertai rasa gatal, perih, atau kemerahan pada area vagina.
- Keputihan disertai dengan demam atau nyeri perut.
- Keputihan bercampur darah dalam jumlah banyak.
Keputihan seperti susu pada usia kehamilan 40 minggu bisa menjadi hal yang normal, namun juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk selalu waspada dan berkonsultasi dengan dokter jika merasa ada yang tidak biasa. Dengan penanganan yang tepat, Mama bisa menjalani sisa kehamilan dengan tenang dan nyaman hingga tiba waktu persalinan.