Domperidone untuk Ibu Hamil: Aman atau Berbahaya? Ini Kata Ahli!

Husen Fikri

Kehamilan

Mual dan masalah pencernaan adalah keluhan umum yang sering menghantui ibu hamil. Di tengah ketidaknyamanan ini, mungkin Mama pernah mendengar tentang domperidone, obat yang kerap diandalkan untuk mengatasi masalah lambung dan pergerakan usus. Tapi, bolehkah ibu hamil mengonsumsinya? Pertanyaan ini tentu menggelayuti benak setiap calon ibu yang ingin memastikan kesehatan diri dan buah hatinya. Mari kita telaah lebih dalam.

Domperidone: Apa dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Domperidone adalah obat yang bekerja dengan cara memblokir reseptor dopamin di otak. Efek ini membantu meningkatkan pergerakan di saluran pencernaan, sehingga makanan dapat bergerak lebih lancar dan gejala mual, muntah, serta perut kembung bisa mereda. Obat ini sering diresepkan untuk mengatasi gangguan pencernaan, terutama yang berkaitan dengan pergerakan lambat.

Kategori Keamanan Domperidone untuk Ibu Hamil: C dan B2, Apa Maksudnya?

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengklasifikasikan domperidone dalam kategori C untuk kehamilan. Artinya, studi pada hewan menunjukkan adanya potensi risiko terhadap janin, tetapi belum ada penelitian yang memadai pada wanita hamil. Sementara itu, di Australia, domperidone masuk dalam kategori B2. Kategori ini menunjukkan bahwa tidak ada bukti adanya gangguan perkembangan janin dalam penelitian hewan, namun belum ada studi terkontrol pada manusia.

Dari kedua klasifikasi ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa domperidone bukanlah pilihan ideal untuk ibu hamil. Penggunaannya harus sangat hati-hati dan dipertimbangkan matang-matang. Dokter akan meresepkannya hanya jika manfaat yang diharapkan jauh melebihi potensi risikonya pada janin.

Dosis dan Efek Samping Domperidone

Domperidone tersedia dalam bentuk tablet dan suspensi. Dosis umum adalah 10 mg, tiga hingga empat kali sehari, biasanya sebelum makan. Namun, dosis untuk ibu hamil perlu disesuaikan secara individual oleh dokter untuk meminimalkan risiko efek samping. Penting untuk diingat, dosis maksimum per hari tidak boleh melebihi 30 mg.

Efek samping domperidone yang mungkin terjadi antara lain peningkatan kadar prolaktin yang dapat menyebabkan keluarnya ASI (galaktorea) dan gangguan menstruasi (amenorea). Selain itu, meski jarang, beberapa orang mungkin mengalami efek samping lain seperti sakit kepala atau diare.

Alternatif Aman untuk Mengatasi Mual pada Ibu Hamil

Ketimbang mengambil risiko dengan domperidone, ada beberapa alternatif yang lebih aman untuk mengatasi mual dan gangguan pencernaan selama kehamilan. Beberapa di antaranya adalah:

  • Antasida: Obat ini membantu menetralkan asam lambung dan meredakan mual serta nyeri ulu hati. Umumnya aman untuk ibu hamil, namun konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
  • Jahe: Rempah alami ini dikenal ampuh mengatasi mual. Bisa dikonsumsi dalam bentuk teh jahe, permen jahe, atau suplemen jahe.
  • Vitamin B6: Suplementasi vitamin B6 sering direkomendasikan untuk mengurangi morning sickness. Dosis yang dianjurkan biasanya 10-25 mg, hingga 3 kali sehari.
  • Obat Anti-Mual Lain (dengan resep dokter): Beberapa obat anti-mual aman digunakan selama kehamilan, tetapi harus diresepkan dan dipantau oleh dokter.
  • Makan Sedikit tapi Sering: Pola makan ini membantu menjaga kadar gula darah stabil dan mengurangi mual. Camilan ringan seperti cracker, roti, atau biskuit bisa menjadi penyelamat di pagi hari.
  • Teknik Akupunktur atau Akupresur: Stimulasi titik-titik tertentu di tubuh ini dapat membantu meredakan mual.
  • Teh Herbal: Teh peppermint atau kamomil bisa membantu menenangkan perut dan mengurangi mual.
  • Menghindari Makanan Pemicu Mual: Makanan berlemak, pedas, atau berat sebaiknya dihindari. Pilihlah makanan yang lebih mudah dicerna.

Pentingnya Konsultasi dengan Dokter

Kunci utama untuk mengatasi masalah kesehatan selama kehamilan adalah dengan berkonsultasi dengan dokter. Jangan pernah mencoba mengonsumsi obat-obatan, termasuk domperidone, tanpa rekomendasi dokter. Dokter akan mempertimbangkan kondisi kesehatan Mama, riwayat medis, dan potensi risiko untuk janin sebelum menentukan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Domperidone memang efektif untuk mengatasi mual dan gangguan pencernaan, tetapi bukan tanpa risiko bagi ibu hamil. Klasifikasi keamanannya sebagai kategori C dan B2 menyoroti perlunya kehati-hatian dalam penggunaannya. Ada banyak alternatif yang lebih aman dan efektif untuk mengatasi mual selama kehamilan. Utamakan selalu konsultasi dengan dokter dan jangan ragu untuk mencari second opinion demi kesehatan Mama dan buah hati. Ingat, kehamilan adalah masa yang penuh kebahagiaan, jangan biarkan masalah pencernaan menghalangi Anda untuk menikmatinya!

Baca Juga

Daftar Lengkap Hari Penting Nasional dan Internasional Bulan Juni: Ada Apa Saja?

Dian Kartika

Bulan Juni hadir dengan beragam peringatan penting, baik di tingkat nasional maupun internasional. Deretan hari-hari besar ini bukan sekadar penanda ...

10 Rekomendasi Celana Dalam Pria Terbaik: Nyaman, Berkualitas, dan Harga Terjangkau

Husen Fikri

Bingung memilih hadiah untuk pria tersayang? Jangan khawatir, celana dalam bisa menjadi pilihan yang tepat! Selain berfungsi sebagai pakaian dalam, ...

10 Pilihan Minuman Diet di Indomaret: Rendah Gula, Rendah Kalori, Harga Terjangkau!

Annisa Ramadhani

Bagi Mama dan Papa yang sedang berjuang mencapai berat badan ideal, memilih minuman yang tepat adalah kunci sukses diet. Jangan ...

Taeyong NCT Botak Wamil, Ini Jadwal Pulang dan Alasan Wajib Militer di Korea Selatan

Sarah Oktaviani

Kabar Taeyong NCT mencukur habis rambutnya sebelum berangkat wajib militer (wamil) memang sempat bikin heboh jagat maya. Isu bahwa Jungwoo ...

9 Negara Paling Dibenci di Dunia: Konflik, Sejarah Kelam, hingga Isu Sosial

Dea Lathifa

Setiap negara, layaknya individu, memiliki sisi yang disukai dan tidak disukai. Namun, ada beberapa negara yang tampaknya lebih sering menjadi ...

Dokter Tifa: Profil, Biodata, dan Kontroversi di Balik Ahli Epidemiologi

Annisa Ramadhani

Siapa sebenarnya Dokter Tifa yang namanya seringkali menghiasi linimasa media sosial? Lebih dari sekadar ahli epidemiologi, sosok Tifauzia Tyassuma atau ...

Tinggalkan komentar