Fenomena lagu "Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja" milik Judika memang tak bisa dipungkiri. Sejak dirilis pada 31 Juli 2021, lagu ini telah merajai platform musik digital dan mencatatkan lebih dari 100 juta penonton di YouTube. Bukan hanya sekadar hit, lagu ini tampaknya juga menyentuh relung hati banyak orang dengan liriknya yang lugas dan melodi yang sendu. Namun, apa yang membuat lagu ini begitu istimewa dan layak untuk diulas lebih dalam?
Mari kita bedah lebih dari sekadar deretan chord gitar yang banyak dicari para pemusik. Lirik lagu ini, yang diawali dengan penyesalan akan pertemuan, langsung membawa pendengar ke dalam pusaran emosi yang dalam. "Andai aku bisa memutar waktu / Aku tak ingin mengenalmu" adalah kalimat pembuka yang jujur, sebuah pengakuan akan luka yang mendalam. Lirik ini bukan sekadar curahan hati, melainkan refleksi universal tentang risiko cinta yang kadang berujung pada kekecewaan.
Pertanyaan "Bagaimana kalau aku tidak baik-baik saja?" yang berulang dalam chorus adalah inti dari lagu ini. Ini bukan sekadar ratapan patah hati, tetapi sebuah pertanyaan eksistensial yang sering kali kita hadapi ketika berhadapan dengan perasaan yang tak terkendali. Judika, dengan suara khasnya, berhasil menerjemahkan kegelisahan tersebut menjadi sebuah karya yang menyentuh dan relatable.
Also Read
Lebih jauh, lagu ini juga menawarkan kontrast yang menarik. Di satu sisi, ada pengakuan akan ketidakmampuan untuk melupakan, "Tapi kau selalu di hatiku". Di sisi lain, ada penerimaan bahwa kebahagiaan mungkin berada di tempat lain, "Mungkin kini kau bersama yang lain / Bahagia walau kita berbeda." Ini adalah gambaran yang jujur tentang kompleksitas emosi manusia, di mana cinta, kehilangan, dan penerimaan saling berkelindan.
Popularitas "Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja" juga patut disorot. Lebih dari sekadar lagu galau yang menemani kesepian, lagu ini berhasil menjadi anthem bagi mereka yang sedang berjuang dengan perasaan sakit hati. Kepopulerannya di platform YouTube dan media sosial membuktikan bahwa lirik dan melodi sederhana pun bisa menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan pesan emosional.
Jadi, lagu ini bukan hanya tentang chord gitar yang mudah dipelajari, tetapi juga tentang resonansi emosional yang ia ciptakan. "Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja" adalah potret jujur tentang perjalanan emosi manusia, sebuah pengingat bahwa tidak semua cinta berujung bahagia, dan bahwa terkadang, tidak baik-baik saja itu adalah bagian dari proses pendewasaan.
Bagi para pemusik, lagu ini memang menawarkan kemudahan dalam memainkannya, tetapi yang lebih penting, lagu ini memberikan ruang untuk merenung dan merayakan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan. Dengan begitu, "Bagaimana Kalau Aku Tidak Baik-Baik Saja" bukan hanya sekadar lagu, tetapi juga sebuah pengalaman emosional yang patut untuk diapresiasi.