Billie Eilish kembali menyentuh relung hati pendengar dengan lagu terbarunya, "Wildflower," yang menjadi bagian dari album "Hit Me Hard and Soft" (2024). Lagu ini bukan sekadar alunan melodi yang memanjakan telinga, tetapi juga sebuah pengakuan jujur tentang konflik batin yang kompleks. "Wildflower" mengupas tuntas dilema cinta segitiga, menghadirkan perspektif baru tentang perasaan bersalah, kenangan yang menghantui, dan ketidakpastian dalam hubungan.
Lirik lagu ini membuka tabir perasaan Billie yang terjebak dalam hubungan asmara dengan mantan kekasih sahabatnya. Sebuah situasi yang tak jarang kita temui dalam kehidupan nyata, namun jarang diungkapkan dengan begitu lugas dan emosional. Billie tidak menyangkal perasaan bersalah yang menghantuinya. Ia menggambarkan bagaimana dulu ia menjadi tempat sahabatnya mencurahkan kesedihan saat patah hati. "She was cryin’ on my shoulder / All I could do was hold her," lirik ini bukan hanya sekadar menggambarkan kejadian masa lalu, tapi juga sebuah ironi yang menyakitkan.
Hubungan yang dimulai setelah kesedihan itu justru menjadi sumber penderitaan baru bagi Billie. Ia terus dihantui bayangan mantan sahabatnya. Bahkan sentuhan kekasihnya pun tak mampu menghapus kenangan itu. "Every time you touch me, I just wonder how she felt," lirik ini adalah puncak dari perasaan bersalah dan ketidaknyamanan yang dialami Billie. Ia seperti berada dalam dua dunia yang saling bertentangan, antara cintanya saat ini dan kenangan masa lalu.
Also Read
Namun, "Wildflower" tidak hanya berbicara tentang rasa bersalah. Di balik itu, tersirat juga sebuah pengakuan akan ketidakberdayaan di hadapan perasaan cinta. Billie seolah menyadari bahwa hati tidak bisa dipaksakan. Ia juga menyiratkan adanya penerimaan akan fakta bahwa hidup terus berjalan, meski kenangan pahit terus membayangi. "Things fall apart and time breaks your heart," kalimat ini adalah refleksi tentang ketidaksempurnaan hidup dan cinta.
Penyanyi yang dikenal dengan gaya musik yang unik ini juga mengeksplorasi kompleksitas hubungan antar wanita. Di satu sisi, ada rasa bersalah dan pengkhianatan terhadap sahabatnya. Di sisi lain, ada rasa cemburu dan ketidakamanan ketika ia membandingkan dirinya dengan mantan kekasih pasangannya. Lirik, "I’d never ask who was better / Cause she couldn’t be more different from me," mengungkapkan bagaimana perbandingan tersebut justru memperdalam luka batinnya.
Interpretasi penggemar yang mengaitkan lagu ini dengan kehidupan nyata Billie, khususnya hubungannya dengan Jesse Rutherford, juga menambah lapisan makna pada "Wildflower". Meski Billie dan Devon Lee Carlson, sahabat yang diduga menjadi inspirasi lagu ini, telah berdamai, lagu ini tetap menjadi cermin bagi siapapun yang pernah merasakan dilema cinta yang serupa.
"Wildflower" bukan hanya sekadar lagu, tetapi juga sebuah terapi bagi mereka yang pernah mengalami perasaan bersalah dan kebingungan dalam cinta. Billie Eilish sekali lagi menunjukkan kemampuannya dalam mengolah emosi manusia menjadi sebuah karya seni yang mendalam dan menyentuh. Lagu ini mengingatkan kita bahwa cinta, seringkali, tidak sesederhana yang kita bayangkan. Ia hadir dengan segala kompleksitasnya, termasuk dilema, keraguan, dan rasa bersalah yang tak terhindarkan. "Wildflower" mengajarkan kita untuk berani mengakui perasaan kita, bahkan ketika perasaan itu menyakitkan.
