Industri perfilman Jepang memang dikenal berani dalam mengeksplorasi berbagai tema, tak terkecuali tema dewasa. Namun, keberanian ini tak jarang berujung pada pelarangan tayang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Beberapa film berikut ini bahkan dianggap terlalu ekstrem karena mengandung adegan erotis dan sadis yang eksplisit. Ini dia daftar film yang sebaiknya tidak Anda tonton, kecuali Anda memang memiliki toleransi tinggi terhadap konten-konten tersebut:
1. Audition (1999): Trauma Cinta Berujung Petaka
Disutradarai oleh Takashi Miike, Audition adalah contoh film yang mampu membuat penonton merasa tidak nyaman sekaligus penasaran. Bercerita tentang seorang duda yang mengadakan audisi untuk mencari istri baru atas saran anaknya, ia justru bertemu dengan wanita misterius yang menyimpan rahasia kelam. Film ini dikenal dengan perpaduan adegan erotis dan kekerasan yang sangat eksplisit, sehingga banyak negara melarang penayangannya. Uniknya, meski banyak mendapat kecaman, Audition juga menuai pujian karena keunikan ceritanya dan potret kehidupan sosial Jepang yang ditampilkan.
2. Grotesque (2009): Ketika Dokter Sadis Beraksi
Sesuai judulnya, Grotesque adalah film yang benar-benar "menjijikkan". Film ini menampilkan adegan penyiksaan dan mutilasi yang dilakukan oleh seorang dokter pada pasangan muda. Adegan ranjang yang eksplisit hanya sebagian kecil dari horor yang disajikan. Sutradara Koji Shiraishi sendiri mengakui bahwa film ini dibuat untuk menguji batasan pasar film internasional, sebuah eksperimen yang jelas membuahkan hasil berupa pelarangan di banyak negara.
Also Read
3. Guinea Pig: Flower Flesh and Blood (1985): Bunga dari Daging dan Darah
Film ini merupakan salah satu dari seri Guinea Pig yang sangat kontroversial karena adegan kekerasan dan penyiksaan yang realistis. Flower Flesh and Blood mengisahkan seorang pembunuh berantai yang menyiksa seorang wanita dengan keji, hingga berusaha membuat "bunga dari daging dan darah." Visualisasi yang sangat mengerikan ini membuat film ini menjadi salah satu contoh ekstrem dari film horor Jepang yang sulit diterima banyak orang.
4. Imprint (2006): Pencarian Cinta Berakhir Tragis
Takashi Miike kembali hadir dengan Imprint, sebuah film yang merupakan bagian dari seri Masters of Horror. Film ini mengisahkan seorang jurnalis Amerika yang mencari kekasihnya di Jepang, namun malah menemukan fakta tragis tentang kematian kekasihnya oleh seorang Pekerja Seks Komersial. Film ini juga memiliki adegan-adegan mengerikan dan sadis yang sulit untuk dilupakan, sehingga tidak heran banyak negara enggan menayangkannya.
5. Yuriko’s Aroma (2010): Hasrat Terlarang Sang Terapis Pijat
Yuriko’s Aroma mungkin terlihat berbeda dari daftar sebelumnya karena bergenre komedi erotis. Namun, film ini tetap masuk kategori film dewasa karena mengangkat tema yang tabu. Film ini menceritakan seorang terapis pijat berusia 30 tahunan yang jatuh cinta pada seorang siswa SMA berusia 17 tahun. Selain itu, sisi gelap Yuriko juga menjadi sorotan, sehingga film ini tidak direkomendasikan untuk ditonton oleh remaja.
Mengapa Film-Film Ini Dilarang?
Film-film di atas dilarang tayang karena beberapa alasan utama:
- Adegan Seksual Eksplisit: Banyak film ini menampilkan adegan hubungan seksual yang sangat vulgar, tidak jarang melibatkan remaja.
- Kekerasan Sadis: Adegan penyiksaan, mutilasi, dan pembunuhan yang digambarkan secara detail dan realistis sangat tidak pantas untuk dikonsumsi publik secara luas.
- Tema Tabu: Film-film ini sering mengangkat tema-tema yang sensitif, seperti pedofilia, kekerasan seksual, dan penyiksaan, yang dianggap melanggar norma sosial dan etika.
Pentingnya Pemilihan Tontonan
Penting untuk diingat bahwa film-film di atas bukan untuk semua orang. Konten yang eksplisit dan sadis dapat menimbulkan dampak negatif bagi penonton, terutama mereka yang belum dewasa atau rentan. Oleh karena itu, penting untuk selalu bijak dalam memilih tontonan dan mempertimbangkan dampaknya bagi diri sendiri. Jika Anda penasaran dengan film-film ini, lakukan riset terlebih dahulu dan pertimbangkan dengan matang sebelum memutuskan untuk menontonnya.
Bukan untuk Ditiru
Film-film ini boleh saja menjadi topik perbincangan karena keberaniannya dalam mengeksplorasi tema yang tabu, tetapi jangan sampai dijadikan contoh dalam kehidupan nyata. Kekerasan dan eksploitasi seksual adalah hal yang sangat merugikan, dan sama sekali tidak boleh dibenarkan.