Hai, para mama hebat! Di tengah padatnya aktivitas sehari-hari, penting untuk tetap peka terhadap sinyal-sinyal yang diberikan tubuh. Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah diabetes melitus (DM), penyakit kronis yang prevalensinya cukup tinggi, terutama di perkotaan. Jangan sampai terlena, yuk kenali 4 gejala klasik DM yang seringkali dianggap sepele.
Diabetes melitus, atau yang lebih dikenal dengan penyakit kencing manis, adalah kondisi di mana kadar gula darah dalam tubuh terlalu tinggi. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetik, gaya hidup, hingga obesitas. Gejala yang timbul memang seringkali tidak spesifik, namun kita bisa belajar mengenalinya lebih awal. Mari kita bahas satu per satu!
1. Polidipsia (Rasa Haus Berlebihan)
Merasa haus terus-menerus meski sudah minum banyak? Ini bukan sekadar masalah dehidrasi biasa. Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi akan menarik cairan dari sel-sel tubuh ke dalam aliran darah. Akibatnya, tubuh akan terus-menerus kehilangan cairan melalui urin, memicu rasa haus yang tak kunjung padam. Jika kamu merasa frekuensi minummu meningkat drastis tanpa alasan yang jelas, waspadalah!
Also Read
2. Poliuria (Sering Buang Air Kecil)
Ini adalah lanjutan dari rasa haus berlebihan tadi. Ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urin. Hasilnya, frekuensi buang air kecil meningkat drastis, bahkan di malam hari (nokturia). Jangan anggap remeh jika tiba-tiba kamu harus bolak-balik ke kamar mandi lebih sering dari biasanya. Ini bisa jadi sinyal peringatan dari tubuhmu.
3. Polifagia (Mudah Lapar)
Meski sudah makan dengan porsi normal, rasa lapar seolah tak pernah hilang? Ini juga bisa menjadi gejala diabetes. Gula darah yang tinggi sebenarnya tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh sel-sel tubuh. Akibatnya, tubuh merasa kekurangan energi dan terus mengirimkan sinyal lapar. Ini adalah bentuk "kelaparan" di tingkat seluler.
4. Penurunan Berat Badan Tanpa Alasan Jelas
Pernahkah berat badanmu turun drastis tanpa melakukan diet atau olahraga ekstra? Ini juga patut dicurigai sebagai gejala diabetes. Pada diabetes tipe 1, tubuh mulai membakar lemak dan otot karena glukosa tidak bisa digunakan sebagai energi. Sedangkan pada diabetes tipe 2, penurunan berat badan bisa disebabkan oleh peningkatan frekuensi buang air kecil dan kehilangan kalori.
Lebih dari Sekadar 4 Gejala Klasik
Selain 4 gejala klasik di atas, ada beberapa tanda lain yang juga perlu diperhatikan, seperti:
- Kelelahan: Merasa lelah berkepanjangan meski sudah istirahat cukup.
- Penglihatan Kabur: Kadar gula darah yang tinggi dapat mempengaruhi lensa mata dan menyebabkan penglihatan kabur.
- Infeksi Kulit atau Jamur: Infeksi yang sering berulang, terutama di area lembap seperti lipatan kulit.
- Luka yang Sulit Sembuh: Luka atau lecet yang butuh waktu lama untuk sembuh bisa jadi pertanda adanya gangguan sirkulasi akibat diabetes.
Langkah Selanjutnya: Jangan Tunda Konsultasi Dokter
Jika kamu merasakan salah satu atau beberapa gejala di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Apalagi jika kamu memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga diabetes, obesitas, atau gaya hidup kurang sehat. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat adalah kunci untuk mengelola diabetes dan mencegah komplikasi serius.
Dokter akan melakukan pemeriksaan, seperti tes darah (kadar glukosa puasa, tes toleransi glukosa oral, atau HbA1c) untuk memastikan diagnosis dan menentukan penanganan yang sesuai. Ingat, diabetes bukan akhir dari segalanya. Dengan penanganan dan gaya hidup yang tepat, penderita diabetes tetap bisa hidup sehat dan produktif.
Jadi, mari lebih peduli pada tubuh kita, kenali sinyal-sinyal peringatannya, dan jangan ragu untuk mencari pertolongan medis jika dibutuhkan. Kesehatan adalah investasi berharga untuk kita dan keluarga.